Wilayah GESLA

Gotong Royong Membangun Penggilingan Padi Lumbung Agraria Nusantara
Admin | 14 Aug 2022 | Dilihat 152x

Indramayu (kpa.or.id) - Kehadiran rice mill atau tempat penggilingan padi di basis Serikat Tani Indramayu (STI) merupakan salah satu instrumen penting. Tempat penggilingan ini lahir atas inisiatif gerakan reforma agraria bersama kaum buruh dalam menciptakan sistem ekonomi dan pangan rakyat, melalui Lumbung Agraria Nusantara (Lanusa). 

RMU Lanusa dibangun di atas tanah seluas 1.928 m2 di Desa Sukaslamet, Kec. Kroya, Kab. Indramayu, Jawa Barat. Syukuran dan prosesi peletakan batu pertama pembangunan RMU Lanusa dilakukan Sabtu, 6 Agustus 2022 lalu. Prosesi tersebut dihadiri Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), STI, Konfederasi KASBI, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Ketua DPRD Indramayu. Sebulan kemudian, pondasi untuk bangunan rice mill dan pondok selesai dibangun.

Pembangunan ini dilakukan secara gotong royong oleh petani STI. Ada 21 basis anggota serikat yang ikut bergotong royong mendirikan tempat penggilingan tersebut secara bergantian. Beberapa diantaranya Basis Sukaslamet, Basis Cayut, Basis Lemahrempag, dan Basis Rendong. 

Gotong royong memang sudah menjadi tradisi dari STI. Tidak hanya dalam pembangunan RMU ini, hal yang sama juga dilakukan dalam kegiatan organisasi lainnya, seperti Jumat Bersih (Jumsih), panen bersama, pembangunan dan perbaikan infrastruktur, hingga pelaksanaan ritual sedekah bumi.

Selain gotong royong dalam hal tenaga, tradisi baik itu juga berlaku dalam hal pendanaan (urunan/iuran) yang dilakukan demi kepentingan anggota. Tak terkecuali demi pembangunan infrastruktur seperti pembuatan jalan tani di wilayah yang diklaim sebagai kawasan hutan, hingga pembangunan pusat pendidikan STI yang saat ini sedang digagas.

“Budaya gotong royong adalah warisan dari leluhur yang harus dijaga dan dilanjutkan. Gotong royong menjadi salah satu dasar dalam memperjuangkan ekonomi bersama, dari basis ke basis, dan bahkan lingkup yang lebih besar, bersama dengan gerakan-gerakan lainnya,” kata Yogi dari basis STI.

Sekjen STI, Abdul Rojak mengatakan, gotong royong ini untuk menciptakan rasa saling memiliki di antara sesama anggota. Sebab RMU dibangun untuk menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh petani, yakni fluktuasi harga pangan yang sering merugikan petani akibat distribusi yang masih bergantung pada tengkulak, para spekulan dan para pemain besar di pasar.

“RMU ini bukan hanya milik satu OTL STI, tapi ini dibangun untuk menjawab cita-cita kemandirian ekonomi pangan, bukan hanya untuk petani STI, tapi juga petani-petani di Indramayu dan Jawa Barat,” ungkapnya.

“Adanya RMU ini semakin menguatkan semangat petani untuk terus mewujudkan kedaulatan pangan oleh petani yang selama ini menjadi cita-cita kita bersama di KPA,” lanjut Rojak.

Pembangunan pabrik penggilingan padi sendiri merupakan tindak lanjut Gerakan Ekonomi Solidaritas Lumbung Agraria (GESLA). GESLA menjalankan prinsip ekonomi gotong royong berbasis semangat solidaritas antara desa dengan kota. Terutama antara petani penghasil pangan dengan buruh dan masyarakat marginal di perkotaan yang membutuhkan pangan sehat nan ekonomis.

Ya, inisiatif GESLA kini dapat disebut tengah memasuki babak baru dalam mengembangkan model usaha dan praktek ekonominya, khususnya di bidang perberasan. RMU Lanusa adalah model usaha bersifat gotong royong yang digagas KPA bersama organisasi tani anggota STI dan jaringan serikat buruh Konfederasi KASBI dan KPBI.

Untuk itu, diharapkan pembangunan RMU Lanusa dapat memberikan dorongan percepatan peningkatan ekonomi khususnya bagi basis anggota STI dan masyarakat umum. Utamanya, dengan kehadiran RMU Lanusa, simbiosisme yang baik antara petani dan masyarakat bisa mendapatkan pasokan pangan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.

“Semakin cepat penyelesaian pabrik ini, artinya semakin cepat pula proses peningkatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan di desa dan kota. Petani di desa menerima harga yang lebih tinggi, buruh di kota mendapat pasokan pangan yang berkualitas dengan harga lebih terjangkau,” ujar Ato dari  Basis Cayut.

 

Share