Wilayah ARAS

Akademi Reforma Agraria Sejati Bagi Kader Perempuan Pejuang Hak Atas Tanah
Admin | 29 Dec 2022 | Dilihat 621x

Kader perempuan SPP foto bersama di sela-sela pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) bagi perempuan.KPA melalui wadah pendidikannya, yakni Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) telah memulai inisiatif pendidikan bagi kader-kader perempuan pejuang organisasi di tingkat tapak. Salah satunya menyelenggarakan ARAS bagi kader perempuan bersama Serikat Petani Pasundan (SPP) dengan tema “Kaderisasi dan Penguatan Kapasitas Perempuan Pejuang Reforma Agraria Sejati”. Pendidikan tersebut berlangsung di Desa Kalijaya, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis. Tepatnya di Sekretariat OTL Kalijaya, salah satu basis tani SPP.

Ciamis (kpa.or.id) - Tidak bisa dimungkiri, peran perempuan sangat besar dalam perjuangan hak atas tanah. Di berbagai wilayah konflik, para perempuan seringkali berada di garda terdepan kala mempertahankan tanahnya dari penggusuran. Begitu pun dengan peran pada kader perempuan di KPA. Selama 29 tahun berdiri, tidak terhitung lagi berapa banyak peran perempuan dalam memajukan organisasi untuk perjuangan reforma agraria sejati.

Agar peran tersebut semakin meluas, perlu upaya untuk terus melahirkan kader-kader perempuan yang kuat dan tangguh melalui beragam bentuk pendidikan dan penguatan kapasitas. 

KPA melalui wadah pendidikannya, yakni Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) telah memulai inisiatif pendidikan bagi kader-kader perempuan pejuang organisasi di tingkat tapak. Salah satunya menyelenggarakan ARAS bagi kader perempuan bersama Serikat Petani Pasundan (SPP) dengan tema “Kaderisasi dan Penguatan Kapasitas Perempuan Pejuang Reforma Agraria Sejati”. Pendidikan tersebut berlangsung di Desa Kalijaya, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis. Tepatnya di Sekretariat OTL Kalijaya, salah satu basis tani SPP. 

Erni Kartini, salah satu kader dan pengurus SPP mengatakan, saat ini masih terdapat berbagai persoalan yang dihadapi perempuan mulai dari masalah pendidikan, budaya dan diskriminasi.

“Sehingga para perempuan perlu lebih aktif lagi berorganisasi dan memposisikan diri secara setara dengan laki-laki dalam memperjuangkan hak-hak ekonomi, sosial dan politik mereka,” kata Erni.

SPP saat ini memiliki anggota sebanyak 12.063 rumah tangga tani dengan garapan seluas 9.322 hektar yang tersebar di empat kabupaten.
Para kader perempuan SPP tersebut telah berperan aktif dalam perjuangan organisasi selama 22 tahun terakhir. Melalui kebijakan serikat, mereka saat ini mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam hal pengolahan tanah, yakni masing-masing menguasai tanah seluas 0,3-0,5 hektar.

“Kita berharap dengan adanya pendidikan ini bisa membantu para kader perempuan untuk lebih berperan aktif lagi di organisasi, bukan hanya bagaimana mereka mengolah lahan, tapi bagaimana berperan lebih luas lagi dalam peningkatan ekonomi maupun  pengambilan keputusan secara politik,” tegas Erni.

“Dengan begitu, para kader tadi juga bisa mewariskan pengetahuan-pengetahuan itu kepada anak-anak dan generasi penerus mereka,” jelas Erni secara lugas.

Sekjen KPA, Dewi Kartika berharap dengan adanya kader-kader perempuan yang kuat, yang punya semangat dan juga konsistensi dalam berserikat, akan lahir kader-kader terbaik bagi perjuangan reforma agraria ke depan.

“Mudah-mudahan dari ARAS Perempuan yang diselenggarakan SPP ini mampu menjadi pionir pendidikan dan kaderisasi khusus perempuan, dan bisa disebarluaskan ke masing-masing organisasi rakyat anggota KPA” harap Dewi.

“Sehingga penguatan pelembagaan partisipasi perempuan di gerakan reforma agraria secara khusus di KPA dapat terwujud,” katanya.
“Kita harapkan hal ini akan menginspirasi kawan-kawan perempuan petani dan pimpinan perempuan di berbagai organisasi rakyat Anggota KPA,” ia berharap.

Pendidikan ini akan berlangsung selama empat hari dari tanggal 25-28 Desember 2022, diikuti 50 orang perempuan yang berasal dari kader dan pengurus SPP di empat kabupaten. Selama empat hari, para kader ini akan belajar dan berdiskusi mengenai berbagai teori dan konsep reforma agraria atas inisiatif rakyat dengan beberapa pakar agraria di KPA dan jaringan.

Sebelum dimulai, KPA dan SPP melakukan peletakan batu pertama pembangunan Institut Perempuan Halimah As-Sa’diyah yang nantinya akan menjadi Balai Kader Perempuan Pejuang SPP.

Nama Halimah As-Sa’diyah sendiri diambil dari nama seorang perempuan desa yang merupakan ibu susu Nabi Muhammad dari umur 6 bulan hingga 4 tahun. Halimah berasal dari suku Hawazin di Desa Al-Hudaibiyyah dengan nama lengkap Halimah binti Abi Dzuaib bin Abdullah bin Al-Harits bin Syijnah bin Jabir As-Sa’di Al-Bakri Al-Hawazini. Ia memeluk Islam bersama suaminya pada masa masa awal kenabian.

“Peran besar Halimah dalam membentuk kepribadian Nabi Muhammad melalui penanaman nilai-nilai kebaikan dengan kasih sayang dan penuh cinta harus mampu menjadi inspirasi para kader perempuan dalam perjuangan hak-hak atas tanah,” ungkap Ketua SPP, Agustiana,

Kita berharap, dengan pemberian nama tersebut dapat mewariskan nilai-nilai yang telah diterapkan Halimah kepada kader-kader perempuan SPP. Halimah Institute sebagai wadah dan ruang kegiatan perempuan, baik itu kajian, pelatihan dan pengajian,” sambung Agustiana.

Share