Meniti Jalan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan Nelayan Teluk Palu
Admin
|
25 Mar 2023
|
Dilihat 590x
Pengurus dan anggota Serikat Nelayan Teluk Palu (SNTP) tengah menggeral syukuran atas dibangunnya pusat pelatihan (training centre) organisasi di Kelurahan Panau Kota Palu, Sabtu, (18/3).
Palu (kpa.or.id) – Serikat Nelayan Teluk Palu (SNTP) dan masyarakat Kelurahan Panau berakhir pekan dengan mengadakan syukuran atas pembangunan training center (TC), Sabtu, 18 Maret 2023.
TC ini merupakan pusat inovasi ekonomi Desa Maju Reforma Agraria (DamaRA) SNTP.
Inovasi-inovasi DamaRA di SNTP mulai gencar dilakukan pasca bencana gempa dan tsunami 2018 silam. Tak mau berlarut dalam keterpurukan. SNTP bersama KPA mulai meniti kembali jalan kebangkitan mereka dengan membangun ekonomi berbasis kerakyatan.
Salah satunya pengolahan ikan tuna menjadi bajabu (abon) yang digagas oleh para perempuan nelayan SNTP. Praktik baik ini lambat laun kembali menggeliatkan kehidupan sosial dan ekonomi nelayan SNTP yang porak-poranda akibat bencana gempa dan tsunami Palu.
Pengolahan hasil tangkapan tersebut saat menjadi sumber tambahan pendapatan bagi masing-masing keluarga. Selain itu, mereka juga menyisihkan produk olahan itu untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari.
“Dengan mengolah ikan tuna dan bahan lainnya menjadi bajabu menjadi salah satu sumber pangan ketika suami yang pulang dari laut tidak mendapat hasil tangkapan,” ungkap Dian.
“Beberapa ibu-ibu mencoba menjual lewat facebook, whatsapp, dan menjual ke tetangga anak mereka yang berada di hunian tetap. Lumayan, ada sedikit tambahan pendapatan.’ tutur Dian, bendahara Kelompok Perempuan Bajabu.
Selama dua tahun terakhir, para perempuan ini secara konsisten memproduksi bajabu dan secara perlahan telah berhasil memperluas jejaring pemasaran.
“Dalam sebulan, biasanya kami dua kali memproduksi bajabu. Dalam momen tertentu, ketika banyak pesanan dari langganan, kami bisa berproduksi sampai enam kali dalam sebulan,” ujar Fitriani, anggota kelompok perempuan bajabu.
Baik permintaannya sedikit atau banyak, kami menjaga konsistensi produksi,” tambah Fitriani.
Dari inisiatif-inisiatif kecil, saat ini inovasi-inovasi lainnya terus berkembang di antara nelayan anggota SNTP. Misalnya, nelayan anggota yang berada di Kampung Bamba. Mereka memulai budidaya udang vaname, salah satu komoditas primadona di pasar lokal hingga ekspor.
“Budidaya vaname sebenarnya sudah lama ada di Palu, baik yang dikelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Palu maupun yang dikelola individu. Sejak dua tahun lalu, kami mulai mengunjungi dan belajar di tempat-tempat yang telah berhasil membudidayakan vaname,” tutur Ketua SNTP, Kasmudin.
Keinginan kuat untuk menggali dan mengumpulkan pengetahuan budidaya ini merupakan salah satu upaya SNTP mewujudkan kemandirian ekonomi bagi para anggota.
SNTP pun telah membangun kolam percontohan budidaya vaname yang dapat menampung hingga 25.000 benih vaname. Kolam tersebut berada di belakang bangunan training centre.
Kolam ini menjadi percontohan, dan keuntungan dari hasil budidaya akan menopang pengembangan budidaya untuk SNTP di tempat lainnya, baik vaname maupun nila yang permintaannya juga tinggi di Palu dan Donggala,” jelas Kasmudin.
Keanggotaan SNTP saat ini tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Kami berharap, keuntungan dari usaha kolektif ini menjadi penopang permodalan bagi nelayan anggota dalam menyediakan alat tangkap sebagai upaya meningkatkan hasil tangkapan”, tambah Kasmudin.
Selain kolam, lahan kosong yang masih tersedia di Selatan bangunan training center akan ditanami tanaman rempah dan bumbu dapur lainnya yang menjadi kebutuhan para perempuan yang mengusahakan bajabu tuna.
Jadi, training center tidak hanya sebagai pusat inovasi ekonomi, tetapi sekaligus mulai membangun kemandirian dalam menyediakan kebutuhan pangan dan kebutuhan untuk berproduksi,” tegas Kasmudin.
DamaRA merupakan inisiatif KPA yang telah dilaksanakan di basis-basis organisasi anggota sebagai kombinasi dan sinergi antara perjuangan pembaruan agraria dan pembangunan pedesaan. DamaRA dibangun sebagai alternatif atas merupakan gerakan reforma agraria atas inisiatif rakyat dalam mewujudkan transformasi sosial dan ekonomi serikat tani anggota.
Inisiatif DamaRA sendiri merupakan usaha kolektif rakyat dalam mengorganisasikan kampungnya, mulai dari tata-kuasa, tata-guna, tata-produksi, dan tata-konsumsi berdasarkan prinsip Reforma Agraria Sejati.