Memaksimalkan Potensi Melalui Pertanian Terintegrasi
Penulis : Admin
Kolaborator :
terbit tanggal : 24 Feb 2023
Buleleng (kpa.or.id) - Serikat Petani Suka Makmur (SPSM), salah satu OTL Serikat Petani Buleleng (SPB) membangun gudang penyimpanan produksi kompos (bank kompos) di lahan kolektif mereka seluas 4 (empat) hektar. Produksi kompos padat dan cair ini nantinya untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi para petani SPSM. Kelebihan produksi nantinya akan dipasarkan di wilayah Bedugul untuk menambah pendapatan keluarga petani.
Saat ini para petani melakukan budidaya jagung, tomat, jeruk, sayuran dan beberapa diantaranya juga membudidayakan sorgum di tanah garapan mereka. Selain Bertani, mereka juga beternak sapi dengan jumlah 33 ekor yang diusahakan secara bersama-sama.
Pengelolaan pada tanah garapan anggota umumnya merupakan tanaman pangan seperti jagung, cabai hingga bunga yang diintegrasikan dengan peternakan sapi. Guna memenuhi pakan sapi yang berjumlah 2-4 ekor untuk masing-masing kandang, mereka memanfaatkan pagar kebun dengan tanaman rumput seperti pakchong, otot, gamal, indigofera, dan lamtoro.
Para petani menyadari bahwa potensi-potensi di atas harus dimaksimalkan melalui pertanian teritegrasi agar mampu mensiasati keterbatasan lahan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan setiap rumah tangga.
“Pembangunan kompos di lokasi Desa Maju Reforma Agraria SMPS ini penting dijalankan untuk melengkapi fasilitas demplot.” tutur Rasyid, Ketua SPMS yang juga merupakan pimpinan kolektif SPB.
Dengan ini kita membuktikan, jika petani yang saat ini berkonflik bukan hanya tau mendesak penyelesaian konflik saja, namun kami juga bisa berinovasi dalam rangka membangun kedaulatan dan meningkatkan pendapatan petani,” lanjut Rasyid.
Para petani berharap dengan adanya gudang kompos ini, nantinya akan melengkapi fasilitas demplot yang sudah dibangun para petani sebagai lahan percontohan bagi para petani Suka Makmur.
“Demplot ini sekaligus menjadi training center sebagai pusat pembelajaran mengenai ternak, bank pakan, permaculture, biogas, bokashi, kompos dan pestisida nabati,” ujar Nyoman Radiasa, Bendahara SPMS.
“Selama ini, Sendang Pasir telah sering dikunjungi berbagai pihak untuk belajar mengenai pertanian karna inovasi-inovasi yang terus kami lakukan,” tuturnya.
Hal ini tentu harus terus diperkuat salah satunya dengan membangun gudang kompos ini,” tutupnya.
Pembangunan ini merupakan hasil kesepakatan seluruh petani anggota SPMS yang didorong oleh KPA sebagai induk organisasi pada rapat akbar yang dilakukan beberapa waktu lalu. Termasuk saat itu menentukan pembagian kerja antar sesama anggota agar kerja gotong royong ini tetap selaras dengan kegiatan masing-masing petani di kebun mereka. Proses pembangunan telah dimulai pada tanggal 2 Desember dan masih berlangsung hingga saat ini.
Petani Suka Makmur menggarap bekas HGU PT. Margarana yang telah habis sejak 2005. Tanah garapan merupakan salah satu Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA) KPA yang telah diusulkan menjadi lokasi prioritas penyelesaian konflik kepada pemerintah.
Tanah seluas 228,79 hektar tersebut digarap oleh 502 kepala keluarga (KK) dengan membudidayakan tanaman pangan dan palawija yang diintegrasikan dengan peternakan sapi. Para petani juga telah membangun pemukiman secara permanen, lahan pertanian, tempat ibadah yang semuanya itu dibangun secara gotong royong.